Kolaborasi Hijau: Peringatan Hari Bumi dan Hari Kartini di Desa Penyangga TNWK

Lingkungan6 Dilihat

 

Lampung Timur – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang bertepatan dengan Hari Kartini, masyarakat Desa Labuhanratu Sembilan, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur, menggelar rangkaian kegiatan yang berlangsung meriah dan sarat makna pada Selasa (22/4/2025).

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekaligus penghargaan terhadap peran penting perempuan dalam pembangunan desa, terutama di wilayah penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah. Turut hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Direktur Wildlife Conservation Society (WCS) Program Indonesia, Noviar Andayani, penggerak lingkungan Kasih, serta pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Labuhanratu Enam, Yulindar. Ketiganya menyampaikan pandangan mereka tentang pelestarian lingkungan serta peran perempuan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Sebelum prosesi seremonial dimulai, kegiatan diawali dengan penanaman pohon oleh para narasumber dan masyarakat sekitar. Penanaman pohon dilakukan di sekitar area wisata dan res area Desa Labuhanratu Sembilan, sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam. Aksi ini juga menjadi bentuk nyata kontribusi masyarakat lokal dalam mendukung konservasi hutan dan satwa liar di sekitar TNWK.

Tidak hanya itu, Bupati Ela Siti Nuryamah juga menyempatkan diri untuk meninjau pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang digelar di lokasi acara. Salah satu produk yang menarik perhatian adalah batik ekoprin, yakni batik yang menggunakan bahan pewarna dan motif dari dedaunan alami. Produk ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal dapat dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan.

Dalam sambutannya, Bupati Ela menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas dan semangat masyarakat Desa Labuhanratu Sembilan. Ia menyebut bahwa inovasi yang dilakukan oleh masyarakat, terutama kaum perempuan, patut dijadikan contoh bagi desa-desa lain.

“Inovasi-inovasi sederhana seperti batik ekoprin ini adalah wujud nyata peran perempuan dalam mendukung ekonomi keluarga sekaligus menjaga alam,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ela menegaskan bahwa kegiatan ini meskipun sederhana, memiliki makna yang mendalam. Peringatan Hari Bumi dan Hari Kartini menjadi momentum penting untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memberdayakan perempuan secara berkelanjutan. Menurutnya, perempuan desa memiliki peran strategis dalam menjaga hutan dan sumber daya alam.

Direktur WCS Indonesia, Noviar Andayani, juga menyampaikan bahwa keterlibatan masyarakat, khususnya perempuan, sangat penting dalam upaya pelestarian satwa dan habitatnya.

“Konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Perempuan di desa-desa penyangga TNWK memiliki peran penting dalam menyuarakan pentingnya pelestarian alam bagi generasi mendatang,” katanya.

Acara ditutup dengan dialog interaktif antara narasumber dan masyarakat, yang membahas tantangan serta solusi dalam pelestarian lingkungan di desa penyangga TNWK.

Diskusi berjalan hangat, dan masyarakat menyampaikan harapan agar kegiatan serupa terus dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Dengan semangat kolaboratif ini, diharapkan Desa Labuhanratu Sembilan dapat menjadi contoh inspiratif dalam menjaga bumi dan memuliakan peran perempuan.